Monday, March 31, 2008

Seperti yang diujar Ventura Elisawati pada Detiknet [dot]com, secara sederhana yang dibeli pelanggan dari operator telekomunikasi adalah sebuah produk atau layanan yang berkualitas. Dan dalam layanan tersebut ada 2 komponen besar yakni harga dan benefit. Saya Bilang "SETUJU!!!". Jangan mentang-mentang
lagi booming turun tarif, lantas penyedia layanan jadi mengabaikan kualitas layanan. Dan ini terjadi pada layanan operator yang saya gunakan. :(

Minggu kemarin pulsa Mentari saya hilang 10.000 lebih. Bah! Apa masa iya saya harus pindah operator gara-gara ini? Saya bukan tipe begitu bung! Saya terlahir dengan hidung tidak belang. Hi8x. :)

Begini kronologi kejadiannya. Di suatu senja yang indah (Alah!) saya cek pulsa, its Ok! 45.187 dengan bonus pulsa 18.135 dan sisa bonus sms 37. Kemudan saya mencoba untuk mengakses Internet dengan Opera Mini yang biasanya tidak lebih dari 2000 perak, dan kebetulan pada saat itu Acces Deny. (2 kali saya mencoba). Kemudian saya juga mencoba menghubungi kaka, dan lagi-lagi Number error. Karena kejadian ini saya mencoba untuk menghubungi 222, tapi susahnya minta ampun. GAGAL! Dan iseng saya cek lagi pulsa jadi 35.180 dengan jumlah bonus yang sama. 10.000 lebih dikit ILANG!

Yasud biarkan saya mengeluh di sini saja kalau begitu. Give me space to convey my prob here Bung! (Salah sendiri kenapa Call Center Mentari susah dihubungi).

Asumsi saya atas kejadian ini:
  1. Bonus pulsa 50% setiap pengisian ulang hanyalah sebuah 'trik busuk' untuk memberikan 'kepuasan sesaat' pada pelanggan. Dan sebenarnya 'kepuasan sesaat' itu harus dibayar mahal oleh pelanggan itu sendiri dengan masalah-masalah seperti ini;
  2. Jika Asumsi 1 benar; Benahilah segera;
  3. Jika Asumsi 1 salah; tinggal dua kemungkinan yakni Mata saya rabun (tapi Alhamdulillah tidak) dan Ada babi ngepet yang membuat pulsa saya menguap 10.000. Ha8x
Bukan maksud untuk mengumbar aib salah satu operator telekomunikasi. Andai saja Call centernya mudah untuk dihubungi, mungkin saya tidak usah cape-cape posting di sini (Dengan syarat mendapatkan kepuasan atas penjelasan yang diberikan pihak Indosat). Jadi karena susah dihubungi Call Centernya, saya kira ini lah media terakhir saya untuk mengadu. Hayo ada yang kerja di Indosat ga? :)

3 comments:

Anonymous said...

Ini yang disebut "perang iklan" bukan "perang tarif", apapun yang mereka sampaikan pada media2 penayang iklan, menurut saya, hanyalah sebuah mediasi yang sulit untuk dicerna akal sehat. Bisa dibayangkan, saya sebagai pengguna IM3 menyaksikan 0.0000000000000001 ntah deh apa maksudnya. Akhirnya akal sehat saya meneruskan untuk mengambil sikap: "Gak Usah Peduli sama tuh Info", pasti hanyalah akal busuk. Akhirnya saya tetap pada "mind-set", biarlah mereka berusaha merubah manusia untuk menentukan "pilihan yang salah" dengan "sebuah tipuan". Selama itu tidak masuk akal, kita gunakan yang wajar-wajar saja. Sebagai salah satu pengguna salah satu operator tertentu, saya tidak merasa bangga menggunakannya. Ya sekedar ini sudah jadi kebutuhan, dan sulit untuk gonta-ganti "pacar", bukan hidung belang menurut kang Gandhi. Pemerintah bersama YLKI, sudah memberi teguran dan segera melayangkan peraturan & tata tertib beriklan. Apapun yang berbau penipuan, hendaknya segera di "kuburkan" saja. Nikmatilah kerugian sesaat yang kang Gandhi rasakan, jadikan sebagai "langkah" pembelajaran, bahwa dunia sekarang sudah dipenuhi "trik & intrik". Berfikir tetap sehat, berperilaku tetap sehat, berbicara tetap sehat, banyak makan biar badan tetap sehat. Banyak baca, banyak berkunjung ke www.asepsaepudin.com, biar Boxlog tetap sehat. Ha8x

Gandhi Anwar said...

Duh si akang, ga posting ga ngomen.. kalimatnya 'dapet' bgt. Apa lagi kalimat terakhirnya. Teuteup 'jualan'.. ha8x.. :d

astrid savitri said...

ya..mgkn emang musti kawin dulu sm kambing kali biar puas, hehe..