Monday, December 29, 2008

For a couple of days I’ve been reading a book titled “Inner Healing, in the Office”. The book speaks of how excessive amount of tasks to do at work can give an unpleasant effect to our body; it can easily make our body very vulnerable to illness. It might vary from a simple sickness like influenza, to dangerous ones like heart diseases. It was even mentioned that in Japan there’s this word “Karoshi”, a special term used to describe death caused by excessive burden from work.

It’s really scary to see that an overly given tasks can cause a heart illness or even death. It might be happening to any one of us; what shall we do if we see indications of a heart disease? The best answer is definitely by having a better and healthier lifestyle. However, there might be times when we need to have a surgery. What kind of heart surgery must be performed? Should it be a bypass surgery, are we supposed to use stents? A comparison study tells that heart bypass surgery has higher success rate and lasts longer than stent surgery. For more information you can try searching on the web, there are various sources that give plentiful info about heart surgery. You can try using keywords such as heart bypass, heart bypass surgery, coronary bypass, coronary bypass surgery, coronary artery bypass surgery. University of Maryland website has infos about them.

May we be granted good health :)

Tuesday, December 23, 2008

Entah kenapa aura liburan pada bulan ini sudah terasa jauh hari di awal Desember. Yeah! Memang sejak awal, akhir bulan ini telah direncanakan untuk berlibur ria menikmati indahnya alam desa. Hahay!


Rencananya... Dulu mau liburan di Jogjakarta dengan nginep Gratis di Q*** Hotel [takut di sangka promosi jadi mending pake bintang saja. Cocok kok jumlah bintangnya, ha ha ha] [Udah seneng liburan dapat hotel gratis. Ingat ini baru RENCANA] dan kalau sempat menghadiri pesta kecilnya sdri. Disqa yang kebetulan Ulang Tahun di akhir bln ini [Selamat yups! Moga umurnya barokah...].

Dulu juga rencananya mau Bag-packing [nulisnya bener ga segh kaya gini] ke Bali pake kereta ekonomi sampe stasiun akhir di Ujung P. Jawa sana, kemudian lanjut dengan menggunakan bus ke Bali, dan nginep di motel [motel apa hotel sih? Bedanya?] yang harga per malam nya Rp.50.000,00 di Kuta! [Oh, letak bedanya rupanya di harga per malamnya rupanya. xixixi]. Masih dulu juga, rencananya... Ah! Rencana mulu. Toh akhir Desember sudah di depan mata. Rupanya itu semua cuma rencana. Gagal karena satu dan lain hal. Kini rencana itu tak jadi nyata, hanya siluet belaka rupanya...

Saturday, December 20, 2008

Sabtu ini 20 Desember 2008, harusnya saya sejak Jam 9 Pagi tadi [Ya iyalah pagi, masa malam!] sudah duduk manis di Ruang Anatomi, Jl. Salemba Raya no.6, FKUI; untuk menghadiri acara Bedah Buku "Liku-Liku Hidup in MEDITERANOLOGY Point of View". Yah dalam acara bedah buku itu akan dikupas tuntas Novel Remaja Dewasa "Liku-Liku Hidup" Karya Prof Dr. dr. Daldiyono Harjodisastro, SpPD-KGEH [Set dagh! Guru besar aja masih bisa sempet nulis novel! Knp anak muda macam kite kaga? Xixixi...]. Seperti theme acaranya: "MEDITERANOLOGY Point of View", novel ini akan dikupas tuntas [kenapa ya kalau kata dikupas selalu diikuti dengan tuntas? LOL!] dari 3 sudut pandang yakni dari sisi Medicine, Literature, dan Psychology.

Pembicara dalam acara bedah buku itu direncakan akan hadir Putu Wijaya [Seorang Novelis, Cerpenis, Kritikus Sastra] serta kawan2 dari FIBUI, FPsiUI, dan FKUI. Karena hujan tiba, maka mereka sang pembicara saya pun ga bisa datang ke acara Bedah Buku Sang Guru Besar itu. Yasudahlah ya saya kutip saja Sinopsis novel Liku-Liku Hidup-nya dan Satu Comment Putu Wijaya berikut ini sebagai obat ketidakhadiran mereka saya di acara Bedah Buku kali ini. Berikut Cuplikan Sinopsisnya:

Novel Liku-Liku Hidup karya Prof DALDY.

Novel yang penuh dgn intrik kota metropolitan yang dipadukan dgn kentalnya budaya Jawa. Dikisahkan, seorang mahasiswi cantik, smart dan enerjik, RUTI namanya. Ia mendapat peluang dan tantangan bagus yakni: tambahan penghasilan yang lumayan besar dengan merawat DION. DION adalah anak cacat mental namun tampan rupawan, putra priyayi kaya raya: PAK BROTO. Rasa cinta dan sayang lama-lama tumbuh pada hati DION. Kenapa ini bisa terjadi? Dan bagaimana akhir dari cerita ini? Akankah rasa DION dibalas sama oleh RUTI? Atau bahkan sebaliknya? Lantas seperti apa tanggapan keluarga priyayi BROTO atas kisah cinta DION terhadap RUTI? Hm, silahkan baca bukunya secara utuh! [saya aja blm punya buku nya, yang mau lempar bukunya, monggo saya tangkap dengan ikhlas. :)]

Dan berikut satu koment dari Sang Pembicara Pada Bedah Buku Guru Besar, Putu Wijaya:

"...Sebuah novel yang berbasis pengakuan nyata dari salah seorang pasiennya, diracik dengan kepiawaiannya sebagai seorang penulis dengan latar belakang seorang internist (ahli penyakit dalam) yang matang, berpengalaman serta berpikiran luas. Jadinya tak hanya sebuah kisah yang menarik, mengharukan, memberikan tuntunan moral, tetapi juga mencerdaskan pembaca, karena pendalaman dan caranya memposisikan nasib sebagai bagian dari hasil tindakan manusia sendiri di dalam memilih dan membangun kehidupannya" (Putu Wijaya).

Selamat Hunting Buku Baru!

Wednesday, December 17, 2008

Ini adalah tema yang diusung dalam konser kesekian kalinya KPA-ITB tanggal 6 Desember 2008 kemaren. [Comen on... Lo bilang ini kemaren! Awwsshh Shame... LOL!]. Sesuai dengan tema konser KPA-nya kali ini "Angklung Around The World", semua audience diajak untuk mengitari hampir seluruh bagian dunia lewat angklung. Benar memang jikalau orang mengatakan Musik adalah bahasa universal.


Malam itu pun perjalanan mengelilingi dunia lewat musik dimulai. Meninggalkan Indonesia tercinta dengan alunan suara angklung "Departure" dr "Good Luck" karangan Naoki Sato. Kutinggalkan jejak langkah ini meninggalkan Negeri tercinta.

Perjalanan pertama pun dimulai dengan menikmati indahnya negeri asia. China pertama kami singgahi. Medley Hero-Panda Po yang merupakan soundtrack film Kungfu Panda menemani perjalanan pertama kami. Lanjut ke Mongolia dengan Dörven Dalai [lagu daerah mongol], kemudian ke Hindustan dengan Shine karangan Magnus Fiennes, dan berakhir di Timur Tengah dengan alunan Marketplace - arabian Night dari soundtrack film Aladin.

Eksotisme Daerah Afrika kini menjadi tujuan kedua perjalanan kami. Alunan komposisi lagu-lagu Lion King menemani tiap inci gelapnya afrika. Eksotisme yang menawan dengan tata lampu yang indah telah mengantarkan perjalan kami di negeri Afrika. Circle of Life, The Lion Sleeps Tonight, To Die For, Can You Feel the Love Tonight, serta This Land mengiringi jejak langkah kami di Afrika.

Beranjak pada sisi atas benua, kami tinggalkan benua afrika. Kami pun menyelami hamparan luas negeri Eropa yang romantis. Daya pikat negeri Italy dengan alunan O Solemio ciptaan Eduardo di Capua memberikan angin segar khas eropa. Kini tiba di negeri Austria dengan Pizzicato Polka karangan Josef Strauss & Johann Strauss, Jr. lalu beranjak ke negeri Spanyol menyusuri Pegunungan Ptrenia dengan semilir lagu Besame Mucho karangan Consuelo Velazquez. Medley Beatles: Michelle; Yesterday; Let It Be; Here, There & Everywhere; All You Need Is Love; serta I Wanna Hold Your Hand ciptaan McCartney dan John Lennon menyambut kami pada megahnya Kerajaan Inggris yang ramah. Tak hanya sampai di sana, langkah ini pun tak sabar ingin mendengar hentakan tarian kaki khas Negeri Irlandia. Lagu-lagu musik Irish memeriahkan perjalan kami di Eropa. Medley musik irish: Lough Erin shore; Toss the Feathers; serta Haste to the Wedding yang merupakan musik rakyat negeri Irland [yang dipopulerkan oleh The Corrs] menoreh kesan yang mendalam dari perjalan kali ini. Kolaborasi angklung, Biola serta Tin Whistle yang Luar Biasa!

Meski hati ini masih terkesima dengan derap langkah musik irish, dengan kolaborasi yang telah membius kami di negeri Irlandia, kami pun terpaksa menyebrangi samudra meninggalkan Eropa. Tiba di rumah Paman Sam--Amerika, kami di sambut dengan alunan New York-New York-nya Frank Sinatra karya John Kander. Dan bukan Amerika bila tak ada lengking keras musik malam, Let's Get Loud-nya Jenifer Lopez karya Estefan Santander pun diputar mengakhiri perjalan malam ini.

Dan kami pun kembali ke negeri sendiri, Indonesia. Negeri Zamrud Khatulistiwa dengan sejuta karya. Yamko Rambe Yamko [Irian Jaya]; Goro-Gorone [Maluku]; Sapu Tangan Babuncu Ampat [Sulawesi Selatan]; Angin Mamiri [Sulawesi Utara]; Cik Cik Periuk [Kalimantan Selatan]; Sinanggar Tulo [Sumatera Utara]; Tongtolang Nangka [Jawa Barat]; Dan lagu Janger [Bali] menyambut kedatangan kami kembali.

Dan Tanah Airku karya Ibu Soed menjadi closing performed dari perjalan panjang itu. Dan Malam itu pun, Dunia kutapaki dengan alunan musik angklung... Angklung Around The World.

Tuesday, December 16, 2008

cemburu itu cinta, cemburu itu sayang, cemburu itu hasrat, tidak enak menjadi pecemburu, karenanya cinta itu pahit!

ku coba tidak lagi menanam hasrat pada dirimu, karena itu mau mu. bakar rasa cemburu pada mu. karenanya bakar pula kasih, hasrat, cinta ku pada mu.

lagi-lagi Sang Pecemburu pun kabur, dari rasa cinta yang tak ada pada dia.

Sunday, December 14, 2008

aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana, lewat sejumput kata di pagi awal dan di akhir malam, aku hanya ingin mencintaimu,,, lewat kata sederhana, lewat canda yang tak ada makna, meski terlalu sangat sederhana... tapi aku ada untuk cinta, kita berdua...

aku tak apa bila ada sebait murka pada tiap kata yang kau ujar, karena aku masih bisa merasa kita bersama, dan aku pun tertawa, dengan setitik embun getir di pelupuk mata... dan aku pun terkujur lemas pada kubistik abu, gemetar menahan rasa yang tak ada, pada hati mu...

ku rajut cinta kita lewat kata, meski terlalu sederhana...

Thursday, December 11, 2008

Kususuri liku jalan Jakarta-Bandung demi si Neng geulis yang ternyata memang adorable girl! [Ha ha ha] Kuucapkan Subhanalloh atas segala bentuk rupawan yg kutemui di sudut mesjid Salman itu. Sungguh menawan. [Shit ini bukan tempat dan waktunya bercerita soal cinta, lalu mengharapkan si dia baca dan akhirnya kita... ha ha ha ha]. Oke kembali ke jalan yang benar. LOL!

Senja itu tak begitu menawan, hanya sekali dua kali di sapa gerimis rintik hujan. Sendiri. Perjalanan Bandung-Jakarta kuhaturkan untuk melihat Konser Perdana ISO ITB serta KPA di malam berikutnya. Tak mengecewakan! Malah kagum ku dibuatnya. Malam pertama ku berkali-kali dibuatnya harus dengan rela berdecak kagum. Yah! Adorable Show was performed! ISO Concert dengan tajuk "Concerto In G10: When Ganesha Plays Music" telah membuat... Yeah!

Dimulai dengan Palladio dari Karl Jenkins, Sprin dan Winter-nya Antonio Vivaldi, Eine Kleine Nachtmusik-nya W.A. Mozart, Tatakau Monotachi-nya Nobuo uematsu, La Partida, Valse Venezolano-nya F.M. Alvarez, dan Tembang Alit-nya Jaya Suprana.

Tak cuma sampai di sana ternyata, setelah break kurang lebih 15 menit untuk menikmati suguhan capucino dan kue mufin kami pun selanjutnya disuguhi perform yang tak kalah bagusnya dengan sesi pertama.

Pada sesi keduanya, Alunan musik Gending Sriwijaya, Manuk Dadali, Simfoni Raya, Zamrud Khatulistiwa sedikit banyak membuat kami nyaris decak heran dibuatnya. Bagaimana mungkin Orkestra "sehebat" ini dibangun oleh anak-anak yang notabene kebanyaka adalah 'Anak Tehnik'? Yeah! Tak cukup di sana, decak kagum pun berlanjut [sampai meler-meler. Wkwkw...]. You Raise Me Up-nya Josh Groban membuat kami... Yeah! Lihat saja sendiri rekaman videonya di http://www.facebook.com/video/video.php?v=37869654586. Mantebs kali! Adorable Concert euy!

Dan perform terakhir namun bukan pamungkas, Wring that Neck yang di populerkan oleh Deep Purple dibawakan ISO feat. APRES! feat. Ammy C. Kurniwan [Guest Violinist]. Keren pisan! Gila! Gila! Gila! Keren pisan perform nya! Ga sabar negh pengen dapet DVD nya. Kalau mau, pesen aja cm 30rban kok. Yo yo yo beli! Nikmati karya anak bangsa cuma dengan 30 ribu saja. He he he...

Pamungkas sekaligus sebagai additional perform dari ISO concert malam itu, "Con Te Partiro yang dipopulerkan oleh Andrea Bocelli feat. Sarah Brightman" [Time To Say Good Bye] menutup ISO Concert dengan kesan yang mendalam. Alah bahasanya. Xixixi...

BRAVO ISO!

Saturday, December 6, 2008

Siang ini, lagi di Albar [Aula Barat] ITB liat gladi resik KPA untuk konsernya nanti malam. Berkali-kali ku dibuatnya merinding. Gila! Padahal ini di siang bolong. Argh... Hard to confess what the feel hah? Merinding mulu, alunan musik yang di bawakannya bener-bener khas! Wew! Gmn ya... Pokoke mantebs danh! Kepenasaran ku, kali ini sedikit sudah mulai terjawab. Pertama liat KPA ITB di Youtube.

Duh posting sambil dengerin gladi-nya KPA jadi ga konsen negh. Beda rasanya. Kalah jadi bingung mau bilang apa.. Ha ha ha.. Merinding pokoknya! Ga kebayang ntar malam seperti apa, what the chemistry will be felt ya? Akan semakin 'dapet' kali ya, apalagi di dukung dengan lighting yang entah bakalan gimana. Tapi sayang sendirian nonton nya... Oh iya tajuk konser KPA kali ini "ANGKLUNG around the world".

Ok. Sampe nanti mlm dagh! Sumpah ga konsen...

Thursday, December 4, 2008

Tak seperti biasanya, Yah! Sudah dua hari ini saya selalu berangat kantor lebih awal. [Botol ama Nico aja kalah saing. LOL!]. Entah kenapa, aura semangat 45 bisa hinggap di pagi buta dalam 2 hari terahkhir ini. Senang saja berangkat kantor lebih awal. Berjemurkan hangatnya semburat aura mentari pagi. Aha! :P


Tak seperti biasanya pula, hari ini saya berangkat dengan senjata dompet lengkap di tas. Jaah! Memang aneh bagi seorang Gandhi berangkat kantor dengan dompet lengkap di tas, toh biasanya cuma bawa cash tak lebih dari 100rb buat makan siang dan ongkos, Satu ATM [BNI biasanya] ama Satu NameText di saku. Selebihnya di tas paling cuma buku cerita konyol [Skrng masih The Maling Of Kolor yang ada di tas] ama payung [soalnya gi musim ujan] juga tak lupa alat tulis pena, pensil serta penghapus. Sudah itu doang, CUKUP!

Tapi hari ini tak seperti biasa, kenapa dompet coklat yang sudah rusak resletingnya [kaya celana aja] yang nyarinya tuh dompet susahnya setengah mati, maksa pengen ikut ngantor? Jah, emang sudah takdir Tuhan, sudah ada pada garis tangan untuk beralih hak milik secara paksa atas dompet coklat yang aku cintai itu. Alah! Hari ini, malam ini a minute before i went to my piano teacher's apartement, i awared that my wallet was lost. Sedih, tapi mau gimana lagi. Toh sekarang dia sudah damai di tangan orang lain. LOL!

Hilangnya mendiang dompet coklat tercinta memang sedikit aneh, toh selama di kantor saya tak pernah buka tas. Kok bisa ilang ya? Moment mana yang bisa membuat dompet saya jatuh terkapar lemah letih lesu lunglai di jalan? Ga ada! Resleting tas itu selalu rapat tertutup rapih. Argh, sudahlah daripada harus membuang waktu berfikir yang engga-engga tentang raibnya mendiang dompet tercinta, mending monggo di ikhlaskan saja... Toh di jual jg ga bakal laku lebih dari 100rb. Wong belinya dulu aja ga lebih dari 200rb, jadi barang second dengan resleting rusak ga mungkin dong ada yang mau nerima dengan harga tinggi. Tapi ga tau juga sih berhubung dompet coklat itu x seorang Gandhi. Laku tinggi kali ya? Bisa di lelang di eBAy atau Amazon. Ha ha ha...

Tapi yg aga was-was, di sana terselip beberapa lembar foto ku serta satu foto wanita cantik. Xixixi... Lainnya Kartu ATM, 2 KTP, MCC, Timezone Card, NPWP, bukti tranfer buat Konser MasterPianist Indonesia Ananda Sukarlan "New Year Concert 2009 Ananda Sukarlan at Taman Ismail Marzuki 4th of January 2009", Uang lembaran kalau ada, ama recehan pasti ada. Udah itu doang. Monggo bagi yang menemukan mohon dikembalikan. Kalau pun berat hati untuk mengembalikan ya dengan senang hati di ikhlaskan, asal jangan di salahgunakan. Simpan baik-baik ya sebagai tanda kenang-kenangan dari saya. Dan bingkai yang rapi berlapis emas berhiaskan intan ya foto-fotonya... Tak seperti biasanya, jangan samakan dengan foto-foto yang lain. He he he