Sudah watak orang melayu menolak permusuhan. Marahnya ia adalah diam, dan senyuman berarti sanggahan. Dan ibu pun mengajarkan aku demikian. "Tak usahlah kau kernyitkan dahimu barang sedikit pun, ingatlah Tuhan yang senantiasa dekat dengan orang-orang yang sabar..." ujar beliau kala ku mengeluh dahulu. Ibu ku adalah sumber ilmu ku. Aku sedikit banyak belajar dari ia.
Kala ibu marah, hanya diamnya yang kurasa. Diam yang tak ada dua. Namun ketika itu lah ibu mengajariku. Mengajari tentang sebuah kesabaran, serta menahan sesumbar yang tak pantas diujar. Diamnya ibu tat kala marah, membuat aku berfikir atas sikap salah yang telah kuperbuat. Diamnya ibu dulu, telah memberi sentuhan kasih yang teramat luas. Dan diamya ibu dulu, telah mengajari hati ini untuk tidak mudah marah. Terima kasih ibu, diammu dulu 'sumber' ilmu ku.
Kala ibu marah, hanya diamnya yang kurasa. Diam yang tak ada dua. Namun ketika itu lah ibu mengajariku. Mengajari tentang sebuah kesabaran, serta menahan sesumbar yang tak pantas diujar. Diamnya ibu tat kala marah, membuat aku berfikir atas sikap salah yang telah kuperbuat. Diamnya ibu dulu, telah memberi sentuhan kasih yang teramat luas. Dan diamya ibu dulu, telah mengajari hati ini untuk tidak mudah marah. Terima kasih ibu, diammu dulu 'sumber' ilmu ku.