Sudah hal yang menjadi biasa dalam 3 minggu kebelakang ini bagi saya untuk melakukan fisioterapi sebagai salah satu rangkaian pengobatan. Yeah cape memang kalau harus bulak balik ke Rumah Sakit 3 kali dalam seminggu. Apalagi kalau harus nunggunya 2-3 jam, bahkan pernah lebih dari itu. Tapi ya ndak apa-apa juga sih, sabar... karena "Alloh senantiasa dekat dengan orang-orang sabar". Dan dalam kesabaranku hinggu kuhabiskan 1 buah buku
Ada hal yang membuat ingin saya tulis di sini atas kejadian-kejadian yang pernah dialami selama menunggu di ruang tunggu. Misal ini kisah percakapakan 2 dokter yang saya yakin sudah akrab sehingga saking akrabnya mereka lupa bahwa mereka sedang bercakap-cakap di ruang tunggu yang dipenuhi banyak pasien yang menunggu penyakitnya untuk jauh dari dirinya.
Ada hal yang membuat ingin saya tulis di sini atas kejadian-kejadian yang pernah dialami selama menunggu di ruang tunggu. Misal ini kisah percakapakan 2 dokter yang saya yakin sudah akrab sehingga saking akrabnya mereka lupa bahwa mereka sedang bercakap-cakap di ruang tunggu yang dipenuhi banyak pasien yang menunggu penyakitnya untuk jauh dari dirinya.
Dokter 1: "Apa kabar..."Andai saja dokter itu memiliki nilai rasa empati, dan mengerti kalau kami yang berada di ruangan itu bukanlah tidak ingin menjadi seperti mereka, menjadi seperti yang lain yang sehat. Fueh.. Ini hanya cerita sentimentil seorang pasien yang ingin cepat sembuh rupanya. Jangan diambil hati ya para dokter, teruslah berbakti dan jangan lupa berempati! :)
Dokter 2: "...." (mungkin dibalas dengan senyum)
Dokter 1: "Waaah enak ya lagi banyak pasien..." (sambil sedikit teriak)
Dokter 2: "...." (mungkin juga dibalas dengan timpukan stetoskop dijidatnya)