Saturday, January 17, 2009

Diri kita, ucapan kita, tulisan kita, sikap kita dan seluruh tindak tanduk kita adalah interpretasi dari nilai yang kita anut. Nilai-nilai yang kita terima sejak belia dulu kemudian tereduksi seiring berjalannya waktu dan bertambah bebarengan dengan pemahaman atas hidup [dan lingkungan] kita. Baik-buruk diri kita tergantung pada nilai apa dan bagaimana kita memvisualitaskan nilai yang kita anut tersebut pada prilaku kita.


Si A merasa kalau prilaku Y yang ia lakukan adalah hal wajar. Namun si B menilai bahwa si A telah melakukan sebuah kesalahan atas tindakan Y-nya sehinga [ada kemungkinan] si B atau orang selain si B tersakiti.

Lantas kalau sudah begini? Ada perbedaan persesi atas satu 'sikap' yang disebabkan oleh berbedanya nilai yang dianut. Jiaaah sangat banyak dan beragam rupanya nilai yang ada di muka bumi saat ini. Lantas apa yang harus dilakukan agar perbedaan nilai tak lagi menjadi sebab terjadinya pertikaian? Argh! Mumet juga mikirin nilai hidup yang diri ini anut. Sudah benarkan nilai yang kita anut dan yakinkah bahwa apa yang kita lakukan [SETIDAKNYA, karena sejatinya nilai hidup yang kita anut tak hanya tidak menggangu orang lain tetapi HARUSNYA memberikan value added pada hidup orang lain] sudah tidak lagi menggangu nilai-nilai yang mereka anut?

Maafkan saya ya teman kalau nilai yang saya anut masih mengganggu hidup kalian. Jangan lupa untuk saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam kebajikan. :)

0 comments: